salju

Jumat, 03 Oktober 2014

When heart is calling | One Shoot






Title : When heart is calling
Author : Tannia Desy Utami a.k.a Han SungMi
Genre : Romance, Friendship, Galau
Summary : ” Jika suatu saat pandangan kita bertemu satu sama lain, itu adalah takdir terindahku…”


-HAPPY READING-


Sinar matahari pagi menyeruak, menembus masuk tirai gordeng kamar kostku.
 Suara burung pagi mulai menyapaku secara bergantian, tidak lama setelahnya terdengar samar suara tapak langkah kaki dari luar ruang kamarku yang memang tak jauh dari jalanan gang kecil.


***

Entah apa yang membuatku malas untuk bangkit dari tidurku.
Lama aku berfikir sejenak dengan apa yang telah terjadi semalam.
Ya. aku baru ingat, semalam aku menangis kecil dalam tidurku, menangis hanya karena memikirkan hal-hal sepele dan berujung teringat pada peristiwa dimana perasaan malu, emosi juga perasaan ingin terjun dari lantai 4 gedung kampus merajai otakku.


***

Aku mulai bangkit perlahan, bangun dengan keadaan otak, jiwa juga raga yang seakan belum terkoneksi. Melelahkan? Tidak! Justru perasaan semalamlah yang membuatku lelah.

Perlahan mulai kudekati cermin dikamar, kupandangi muka lusuh akibat galau semalam. Mata sembab dengan kantung mata yang condong kebawah, muka penuh minyak akibat malas cuci muka sebelum tidur, juga rambut yang tak kalah berantakan.

Aku menguap sembari menekan nekan kantung mata besarku

 “Benarkah separah ini?”


***


Aku bergumam, melirik sekitar kamar, dan kudapati teman sekamarku yang baru saja bangun dari tidurnya. Dia melirikku, aku tau dia sepertinya ingin menanyakan sesuatu, tapi aku pura-pura tak tau, aku hanya takut ketahuan kalau semalam aku menggila, menangis hanya karena hal yang, ah bahkan aku mulai malas membahasnya lagi.

Segera kutarik handuk yang tak jauh dari jangkauanku, yang ada dipikiranku saat itu hanya mandi, mungkin dengan mandi bisa menghilangkan bekas sialan dimata ini.


***


“Ah sial, adakah di dunia ini program install ulang otak manusia?”

Menggumam saat mandi, itulah salah satu kebiasaan gilaku.
Aku merasa gila,dan hanya kata-kata itu yang terlontar dari mulutku sejak tadi malam.

Aku merasa tambah tak karuan, kusudahi acara mandiku dan bersiap-siap berangkat ke kampus. Sebenarnya hari itu hari paling malas pergi ke kampus, malas menundukkan kepala, malas mengumbar senyum hanya karena ingin menyatakan aku baik baik saja , dan lebih malas bertemu orang yang justru tak ingin dilihat juga tak ingin tau keberadaannya. Ah shit, mulai kebawa emosi lagi!!


***


Selesai kuliah aku langsung menuruni tangga kampus menuju masjid, sudah aku katakan bukan? Saat itu aku 
pasti tersenyum, senyum dengan keadaan batin yang porak poranda-_-


***


“Jung Hana!”


Aku menghentikan langkahku, menengok kearah belakang, membelokkan badanku tepat 180derajat, mencari sumber suara yang jelas-jelas aku mendengarnya.

Lama aku pandangi sekeliling tapi ‘nihil’.Dari situ aku merasa tambah tak karuan, aku merasa otakku dipenuhi jaring laba-laba yang tak berpenghuni.

“ini gila!”

Pikiranku mulai kacau, kuseret kedua kakiku melangkah mengikuti teman-temanku yang sudah agak  jauh dari tempatku.


***

#Next Day

Masih sama seperti hari kemarin, malas ke kampus!
Ah, sialnya aku benar-benar malas berangkat. Sedikit kegalauan kemarin malam masih saja bersarang di otak.
Aku berjalan sedikit tak bergairah, bagaimana tidak, ini panas!


***

Teman sekamarku berjalan mendahuluiku, aku sedikit berjalan cepat mengikutinya dari belakang.

“Jalan pelan-pelan ini panas.” Sahutku

“Justru karena panas kita harus cepat.” Balasnya tanpa menoleh kearahku

Ah ya benar ini panas, aku tidak memikirkan seberapa panas cuaca sekarang, aku hanya merasa panas pada hatiku.


***


Memasuki gerbang kampus, aku merasakan sedikit keanehan, entah apa itu, hanya saja seperti ada sepasang mata yang sedang memandangiku dari kejauhan, sepasang mata yang tidak seperti biasanya, bukan seseorang yang akrab denganku, bukan juga mata yang aku kenal, ah sial aku gugup!


Aku berjalan cepat menaiki tangga kampus, tak menghiraukan orang disekelilingku, aku hanya terfokus pada pijakanku pada anak tangga.

2 space

2 space

Begitu seterusnya

Tidak seperti hari biasa, menaiki tangga dengan hati-hati dan hanya dengan selisih 1 space, Kali ini aku mengambil langkah cepat, membuka lebar kakiku agar bisa menjangkau 2 space anak tangga, apalagi kalau bukan ingin cepat sampai kelas.



***


Seusai perkuliahan aku merasa sedikit mendapatkan ketenangan, merasa menjadi diriku sendiri, rempong seperti biasa, tertawa lepas seperti biasanya.

 ‘Ah thanks a lot my besties, cause all of you I can laugh like an idiot.’ Gumamku dalam hati

Perasaan tercekik kegugupan juga kegalauan 2 hari lalu kini perlahan mulai sirna, aku bersyukur, bersyukur karena diberi teman-teman yang selalu menerima, menyapa setiap tangan yang membutuhkan pelukan hangat sahabatnya, walau mereka tidak tau persis apa yang aku rasakan.


***

“Jung Hana!”


DEG!


‘Bukankah itu suara kemarin?’


Perlahan kuraih kacamataku yang kugantungkan di kerah baju, mengenakannya sesegera mungkin, mencoba menemukan orang yang menurutku sedang mengisengiku. Tahukan kalian apa yang kutemukan? Yes, NIHIL!


“Jung Hana, apa yang kau lakukan? Cepatlah!” Min Ji teman sekamarku memanggilku dari kejauhan.

“Kau sedang apa? Cepat, ini sudah masuk waktu shalat” Ye Jin mulai menimpali

Aku tidak menjawab mereka, mataku masih mencari ke tiap penjuru kampus. Dua detik kemudian aku merasa gugup.

‘ belum cukupkah kegilaan ini?’  Ah sialan, hanya karena ini aku benar-benar menjadi calon orang idiot.


***

Segera aku berlari kecil menghampiri sahabatku menuruni tangga.

Ada yang tak biasa saat aku perlahan mulai menuruni tangga,di bawah sana  aku mendapati sosok aneh. Bagaimana tidak, orang itu terus melihatku. 

Dia mulai menaiki tangga dengan mata yang masih tertuju padaku, seketika aku gugup, langsung aku menoleh kearah lain, berusaha tidak mempedulikannya, dan tentu berusaha menghindari matanya. Aku bukan takut, aku hanya saja merasa kegugupan yang menggila.

‘Ah sial!’

Jarakku dengan orang itu semakin dekat, hingga aku memutuskan untuk berusaha tenang dengan  mengajak bicara Hye Min. Mungkin ini cara kampungan, tapi setidaknya aku bisa sedikit terhindar dari rasa gugup.


***

 Aku berusaha menanyakan hal-hal konyol pada temanku, dan tentu saja dia menjawab dengan kekonyolannya, kita tertawa, Yes!

Dan saat itulah aku dan orang itu hampir berpapasan, matanya sedikit melirikku, dan anehnya bukan lirikan sinis atau semacamnya yang aku dapat, melainkan aku merasa dia orang baik. Aku diam, tidak tau hal konyol apa lagi yang harus aku tanyakan pada temanku,  aku mencoba mengatur nafas, ini gila aku gugup! 

Aku memutuskan untuk diam, dan terus melangkahkan kakiku yang terasa kaku-_-


***


 “Jung Hana!”


DEG!

Tadi dia memanggilku? bukankah dia tidak membuka mulutnya? Apa aku gila jika berfikir hati yang 
bicara? Shit!

Aku menelan ludah berat, hatiku serasa meledak dalam beberapa detik, jiwa ragaku seakan goyah, kita berpapasan, entah raut muka seperti apa yang aku pasang tadi, aku merasa benar-benar gila!

Aku mencoba tenang dalam keadaan seperti ini, aku merasa ini hanya mimpi yang tak berujung.Ya ini hanya mimpi,Jung Hana.



***


Hampir 2 jam aku duduk lesu di Teras Masjid, hanya sedikit kata yang terlontar dari mulutku, aku masih memikirkan hal tadi, sedikit tapi hampir membuatku down. 

Aku hanya berharap ini sebuah mimpi, atau aku berada di rumah sakit belum siuman akibat menghirup gas beracun dan setelah siuman aku lupa tentang hal ini. Ah semoga saja..


***


“Hei! Jangan melamun nanti ada yang masuk loh” Jae Rin menepuk pundakku.

“Galau yes?” Seo Ha menimpali.

“Iya galau. Galau karena punya teman kaya kalian” jawabku sengenanya.

Tidak lama kemudian beberapa mahasiswa mulai berdatangan, hah~ bosan mulai melanda.


***


Aku sedikit merapat ke tembok, apa lagi kalau bukan untuk menyandarkan pundakku yg mulai kaku.
 Sedikit aku memainkan ponselku, dan ya~ tidak ada yang menarik, aku letakkan kembali ke saku rok panjangku.


***


Aku mencoba melirik sekitar memandangi betapa banyaknya orang disini. Sudah bosan ditambah harus berada di tengah banyak orang -_-


Aku melempar pandanganku, menerawang kearah yang lebih jauh.
Kudapati sosok yang sedang mengobrol dengan temannya, entah apa yang mereka bicarakan hingga keduanya tertawa lepas.

Aku terus memandangi kedua sosok tadi, walau blur yang kudapati karena tidak kukenakan kacamataku.
Entah apa yang ada dipikiranku, masih saja aku menyimak pembicaraan dua orang yang jelas-jelas tidak terlihat jelas dimataku dan tidak terdengar ditelingaku, aku memandanginya hingga pembicaraan mereka usai.


***

Kudapati seseorang yang masih berdiri disana, sepertinya dia tersenyum dan melambaikan tangan pada teman bicaranya tadi.

‘Hah~ betapa kerennya pertemanan dua orang itu’ gumamku

Sosok itu tepat lurus dipandanganku, sepertinya memang lurus, wajahnya saja menghadap kearahku, dia tersenyum. Tanpa berpikiran macam-macam, mungkin dia hanya ingin menyapa temannya yg duduk tepat didepanku.



***


AKU SALAH!

Orang yang duduk didepanku bangkit dari duduknya dan melangkah pergi, keanehan mulai aku rasakan. Sosok itu masih tegap menghadap kearahku, dan secara tidak langsung kita bertatap muka tanpa ada penghalang satupun.


GLEK!


Perlahan kuraih kacamata dari kerah bajuku, dan mulai kukenakan. Saat itulah aku kaget bukan kepalang. orang itu, orang yang tadi berpapasan denganku, orang yang terus memandangiku sampai sebegitu intimnya, orang yang aku puji-puji karena kesopanannya.


DEG!
DEGG!!


***


“Jung Hana, Ini aku!” Dia tersenyum.

‘Apa dia memanggilku dengan hatinya lagi?’ aku melongo.




***


Sejak saat itu aku mulai sedikit percaya dengan hal-hal aneh, dengan apa yang kudengar,  dengan apa yang kulihat, dan apa yang ku rasakan  :)


-END-












Minggu, 17 Agustus 2014

[FF] What If.. It's Not You *Full Dialogue*





Title : What If.. It's Not You

Author : Han Sung Mi a.k.a B.A’s Maknae

Genre : Sadden,  Sad Romance

Summary : Berusahalah, maka kau akan mendapatkannya!!




                                                -HAPPY READING  ^^ -


Dhika: *Masuk gerbang, hela nafas berat* semoga ini sekolah terakhir ku.



-….-
Mila: *masuk pekarangan sekolah, jalan perlahan*
BRAK!

Mila: *terjatuh* AKH!

NN: Ups. Maaf. Aku kira tadi tidak ada orang.

Mila: *terdiam, natap buku yang berserakan*

XX: Ya amppuunn.. bajumu jadi kotor..

NN: Ah! benarkaahh? Haish, dasar wanita murahan menyebalkan! *mukul kepala Mila*

Mila: *terdiam*

XX: Sudah ah, buang waktu saja disini. Kita pergi saja.

NN: Benar benar. *melangkah keluar*

Mila: *nahan sakit, beresin buku*


Dhika: *liatin dari belakang, jalan perlahan, bantuin mungutin buku*

Mila: *kaget, bangkit berdiri*

Dhika: ini.. bukumu..

Mila: *noleh kearah lain, melangkah pergi*

Dhika: hey.. ini ketinggalan..

Mila: *enggak peduliin, terus jalan*

Dhika: haish.. *masukin buku ke tas, lanjut jalan*



-…..-



Pak Shin: *masuk kelas* Perhatian Perhatian.. *lirik ke pintu* masuklah..

Dhika: *masuk kelas, berdiri di depan kelas*

Pak Shin: Jadi, pagi ini kita kedatangan murid baru. Silahkan kenalkan dirimu.

Dhika: *senyum, mandang keseluruh penjuru kelas* Apa kabar semua.Nama saya Dhika Mahardhani, Kalian bisa memanggil saya Dhika. Saya pindahan dari Horikoshi Gakuen, Jepang..

Sissy: waw! Kenapa malah pindah ke Indonesia?

Dhika: *senyum* ada beberapa alasan pribadi kenapa saya pindah kesini.

NN: *ketawa pelan* sudah punya kekasih blm?

Dhika: *senyum lebar* menurut kamu?

NN: *kibas rambut* aduh, gimana ya. Kayaknya sih udah..

Dhika: *Ketawa pelan*

Pak Shin: haish. Kalian ini. Sudah sudah. Kau, silahkan cari tempat duduk yang kosong dan duduklah disana.

Dhika: *senyum, melangkah pergi* boleh, aku duduk disini?

Mila: *angguk angguk*

Dhika : ah baiklah kalo gitu. *duduk disamping mila*



-hening-


Mila: *sibuk merhatiin pelajaran*

Dhika: ah err~ kamu yang tadi bukan?

Mila: ha?

Dhika: yang dilapangan tadi?


Mila: *terdiam, geleng geleng* bukan.

Dhika: *merhatiin wajah mila* benarkah?

Mila: *angguk angguk, buang muka*

Dhika: *merhatiin mila, hela nafas berat* baiklah..

-….-



Sissy: *duduk di depan dhika* Haii~

Dhika: *kaget* ah ya?

Sissy: Hai.. *ulurin tangan* aku Sissy..

Dhika: *senyum,nerima uluran tangan sissy*

Sissy: mau aku antar berkeliling?

Dhika: eh, tidak keberatan?

Sissy: *senyum, geleng geleng*

Dhika: *noleh kearah mila* baiklah. *melangkah pergi*

Mila: *hela nafas berat* kenapa dia bisa disini..


-hening-



Mila: *jalan di koridor*



BYUR!

Mila: *terdiam, mandangin badan yang basah kuyup*

NN: *ketawa pelan* ah! Maaf. aku salah siram. Tadi aku melihat kotoran berjalan sih~

Mila: *terdiam, lanjut jalan*

NN: *cekikikan* biar tau rasa.

XX: Biar cepat dia pergi dari sekolah ini.


-…..-


Mila: *duduk di belakang sekolah, terisak* Ibu, kenapa begini.. *natap langit* sakit sekali rasanya bu.. *liat ada serpihan kayu* aku mau menyusul ibu saja.. *nangis, iris urat nadi, berdarah*


Dhika: *kebetulan lewat, kaget* ASTAGA!

Mila: *senyum, natap tangan yang berdarah* tunggu aku bu.. *hilang kesadaran*

Dhika: *nahan badan mila* Hey, Hey! Bangun bangun! *gendong mila* bertahanlah..




-Klinik sekolah-


Mila: *buka mata* eungh~ *lirik sekitar*

Dhika: *Nyamperin mila* akhirnya bangun juga. *duduk disebelah mila*

Mila: *mundur perlahan* dimana aku?

Dhika: kau? *lirik sekitar* kau di klinik sekolah.. *narik tangan mila lembut*


Mila: *Kaget, narik tangan* apa yang kau..


Dhika: Tck.. *narik tangan mila* aku hanya mau melihat keadaan tanganmu.

Mila: *terdiam* jadi.. aku belum mati?

Dhika: bodoh. Kenapa kau ingin sekali mati sih? *elus pergelangan tangan mila*

Mila: *nundukkin muka dalam dalam*

Dhika: sepertinya sudah normal. *natap mila lembut*

Mila: *Noleh kearah lain*

Dhika: Aku dhika.. kau?

Mila: *lirik jam* aku mau pulang. *bangkit dari tempat tidur, terjatuh*

DHika: *nahan badan mila* aish~ dasar keras kepala.

Mila: *terdiam* kau kenapa membantuku?

Dhika: hmm? *mikir* mungkin karena kebetulan aku disana.

Mila: kenapa kau disana?


Dhika: *natap mila lembut* entahlah. *nerawang*

Mila: lalu kenapa masih disini?

Dhika: memang aku tidak boleh disini?

Mila: ini sudah hampir malam.

Dhika: e? benarkah? *kaget*

Mila: *angguk angguk*

Dhika: *lirik jam* kalau begitu kita harus pulang. Kau bisa jalan?
Mila: sedikit.

Dhika: emm.. *narik kedua kaki mila, gendong mila*

Mila: AAKKHHH!! LEPASKAANNN!!

Dhika: haish. Sudah diam dan ikuti saja aku.


Mila: *terdiam*
Dhika: *senyum menang, melangkah keluar*


-hening-


Dhika: *duduk di atas motor* naiklah

Mila: *terdiam, melangkah menjauh* aku bisa pulang sendiri.

Dhika: aish~ *nahan tangan mila* ayolah. Aku janji tidak akan melakukan hal yang tidak tidak padamu.

Mila: *natap dhika ragu*

Dhika: *senyum lebar* percayalah padaku.

Mila: *hela nafas berat* tidak bisa.

Dhika: kenapa? Aku benar benar hanya ingin mengantarmu.

Mila: *natap dhika murung* baiklah.

Dhika: bagus. *senyum lebar* naiklah.



-hening-


Mila: *duduk agak jauhan*


Dhika: dimana rumahmu?

Mila: emm.. turunkan aku di halte depan saja.

Dhika: ha? rumahmu dihalte?

Mila: turunkan aku disana saja.

Dhika: kenapa tidak sampai rumah sih?

Mila: aku tidak punya rumah. Dan jangan banyak Tanya.

Dhika: *Hela nafas berat* baiklah.


-halte-


Mila: *turun dari motor* makasih.

Dhika: ah iya. *Lirik ke sekitar* aku temani menunggu bis?

Mila: *senyum pelan* tida usah. Pulanglah. Terima kasih atas semuanya.

Dhika: ah baiklah. *lajuin motor*


-hening-


Mila: *hela nafas berat, duduk dihalte*


Drrt.Drrt.
Deny: Kau dimana?

Mila: *hela nafas berat* sedang dalam perjalanan pulang.

Deny: kau tidak bermaksud melarikan diri kan?

Mila: sebentar lagi aku sampai.

Deny: baguslah. 15menit aku tidak melihat wajahmu disini, kau mati. Mengerti?

Mila: *terdiam*


Deny: baiklah. Aku anggap diammu itu tanda kau mengerti. Aku mencintaimu.
PIP.

Mila: *natap HP, lirik sekitar, melangkah pergi*

Dhika: *natap dari jauh* dia kemana?  *Ngikutin dari jauh*


-…..-



Mila: *terdiam, berdiri di depan gedung bertuliskan “THE PUB”* haahhh~ pada akhirnya aku tetap saja masih kembali kesini. *masuk ke dalam*

Dhika: *kaget* mau apa dia disini? Bukankah ini tempat pelacuran? *turun dari motor, berdiri di depan gedung*



Drrtt.Drtt..
Dhika: iya ayah?

Ayah Dhika : kau dimana? Kenapa jam segini belum pulang?

Dhika: ah, aku lagi dijalan ayah.ada apa?

Ayah Dhika: cepatlah pulang.Ibu mu sakit.

Dhika: ah iya. aku pulang. *matiin hape, lirik ke gedung itu lagi* Tck. *Melangkah pergi*



-……-

#NextDay


Dhika: *turun dari motor*

Sissy: ah, pagi~ *senyum*

Dhika: *senyum* pagi.

Sissy: mau kekelas bareng?

Sissy: baiklah. *senyum*



*suara motor lewat*

Dhika: *terdiam*

Mila: *turun dari motor*

Deny: *nahan tangan mila* nanti aku tidak bisa jemput. Mungkin juga tidak bisa mampir.

Mila: benarkah?

Deny: *senyum, acak acak kepala mila lembut* tenanglah. Aku sudah katakan pada mereka untuk tidak menyentuhmu.

Mila: *senyum* Pergilah,kak..

Deny: *senyum, cium puncak kepala mila lembut* Aku mencintaimu. *lajuin motor*

Mila: *natap motor menjauh*

**A.N : jd Deny itu ceritanya yg dulu nolong Mila, Deny tau kalo Mila ga punya keluarga lagi jadi dia terpaksa membawanya di PUB milik bibinya. Sebenarnya Deny gak mau nitipin Mila di tempat begituan,tp mau gimana lagi. Tapi Deny janji, kalo suatu hari nanti dia mau ngeluarin Mila dari situ dan dia berniat menikahi mila walau selama ini mila hanya menganggapnya kakak.


Sissy: dasar wanita jalang.

Dhika: hmm?

Sissy: lebih baik kau tidak usah dekat dengannya.

Dhika: kenapa?

Sissy: Tck. Dia itu tinggal di tempat pelacuran. Kami saja bingung kenapa dia masih bisa bersekolah disini.

Dhika: *nerawang, natap punggung mila*

Sissy: *nyenggol lengan dhika* Heyy~

Dhika: *tersadar* ah, maaf. Kau bilang apa tadi?

Sissy: kau mau sampai kapan berdiri disitu?

Dhika: oh iya. *senyum, melangkah masuk*


-….-


Mila: *masuk kelas*

Dhika: *senyum lebar* haii~

Mila: *terdiam, duduk di bangku*

Dhika: ah, bagaimana? kau semalam sampai dengan selamat?

Mila: *nyusun buku* kau melihatku sekarang ada disini kan?

Dhika: hehe~ ah ya. Aku belum tau namamu..

Mila : Mila Jung.

Dhika: eh nama yang bagus. o! Jung? apa kau punya darah orang korea?

Mila: *terdiam* begitulah *lanjutin nyusun buku*

Dhika: ah ya kau ini..

Mila: kalau kau tidak berhenti berbicara juga, maka aku akan pindah dari tempat duduk ini.

Dhika: tapi kan..

Mila: *bangkit berdiri*

Dhika: *nahan tangan mila* oke oke. baiklah. Aku akan berhenti bertanya.

Mila: *hela nafas berat, kembali duduk*

-….-


Drrtt.Drrtt..
Mila: *keluar kelas, ngangkat telpon* ini aku.

Deny: sedang apa hmm?

Mila: aku baru mau pulang.

Deny: *hela nafas berat*

Mila: kenapa?

Deny: Sial. Aku benar benar merindukanmu.

Mila: *ketawa pelan* sudahlah. kakak fokus kerja saja. Tidak usah mengkhawatirkan aku, oke?

Deny: ha~ baiklah. Aku tutup ya?

Mila: iya~ PIP. *natap ponsel*



BYYUURRR!!


Mila: *kaget, terdiam* Haahhh~

Dhika: *ngasih jaket, makein ke pundak mila*

Mila: *kaget*

Dhika: haahh~ mereka ini kenapa sih? Iseng sekali.

Mila: *lepasin jaket* pergilah.

Dhika: Tck. Kau benar benar mau pergi dengan pakaian begini?

Mila: *angguk angguk* aku sudah biasa seperti ini. *melangkah pergi*

Dhika: *nahan tangan mila* mereka bisa memikirkan hal yang macam macam tentangmu gadis bodoh!

Mila: *narik tangan, natap dhika tajam* kau tidak tau apa apa.

Dhika: aku memang tidak tau. Dan aku ingin tau itu darimu.

Mila: kau tidak perlu tau. *melangkah pergi*

XX: *natap badan kamu yang sudah berbentuk* Suuiiitttt~ semalam berapa ini?

Mila: *terdiam*

XX: *narik tangan mila* kalau disentuh aja mungkin sedikit murah kan? *raba pinggang mila*


BUAK! BRUAK!


Dhika: *mukul perut XX* Sialan. Tidakkah kau bisa menghargai orang? SHIT!

BRUAK!


XX: *melangkah pergi*



Dhika: *natap mila tajam* begitu yang kau bilang sudah biasa ha? jadi kau sudah terbiasa digoda seperti itu ha?

Mila: bukan urusanmu.

Dhika: Sekarang jadi urusanku! *narik tangan mila, meluk mila erat*

Mila: LE.. LEPASKAANNN!!! *berontak*

Dhika: Tidak… kau sudah seenaknya merasuki jiwaku, maka tidak akan kubiarkan kau pergi seenaknya.

Mila: *terdiam*


Dhika: *natap kedua mata mila lembut* aku tidak peduli siapa kau dan apapun kau, tapi yang aku tau sekarang.. Aku menyukaimu!! Aku menyukaimu sampai aku tak tau harus berbuat apa. Siapapun kau darimana kau berasal bahkan aku tidak mempermasalahkannya. Kau tau *pegang tangan Mila* kau tau aku merasa bukan diriku sekarang, aku merasa kalau aku adalah orang lain jika melihatmu, akuu…

Mila : *lepasin tangan dhika* tak usah pedulikan aku, maaf~ *langkahin kaki, pergi menjauh*

Dhika : *meluk mila dari belakang* sudah kubilang aku menyukaimu. Kau bahkan tidak memberiku kesempatan? Aku tidak tau apa aku akan seperti ini terus.*eratin pelukan*

Mila : *lepasin pelukan, melangkah pergi* maaf~

Dhika : Apa hanya ini yang ku dapatkan?

Mila : *hentiin langkah,terdiam*

Dhika : besokpun aku akan mengatakan hal yang sama! Tak peduli berapa banyak kata maaf yang kau ucapkan.. *melangkah pergi*

Mila :*masih terdiam, air mata keluar dr pelupuk mata* dasar bodoh! *usap air mata, melangkah pergi*





***


-Mila’s Room-


Mila : *duduk di sudut kasur,ngambil kancing baju dhika,nangis* 

**A.N : jadi gini pas kejadian dhika meluk mila kan si Mila ngelepasin pelukannya kasar sampe-sampe ga sengaja ngeraih seragam dhika yg tanpa dhika sadari kancingnya lepas, tadinya mila mau ngembaliin, tp berhubung suasananya mencekam*? Jd dia urung..

Mila : *mandengin kancing* kau bodoh!  Bagaimana bisa kau memperlakukanku seperti ini, jelas-jelas aku selalu kasar padamu, jelas-jelas aku selalu acuh padamu, orang macam apa kau ini hah? (jd ceritanya dia ngomong ke kancing -______-)

Mila : aku menyukaimu bodoh, aku juga menyukaimu. tapi kau kan tau semua orang membenciku. Aku hanya tak mau kau jadi ikut dibenci mereka karena terus terusan menolongku... Ah, sepertinya aku akan gila jika terus berbicara dengan kancing ini. *rebahin badan dikasur, narik selimut*

Mila : Aku senang jika kau mau terus disampingku, menolongku setiap waktu, dan aku bersyukur kalau itu kau orangnya dan bukan orang lain..*cium kancing, naro kancing di meja,tidur*




**Sementara itu Deny melihat itu semua di balik celah pintu kamar Mila yang sedikit terbuka


Deny : *ngerasa sesek, pergi menjauh*




-KEESOKANNYA-


Mila : *bangun,ngeregangin tangan* eungggh~

Mila : *ucek2 mata* eh,apa nih..

Deny : itu barang-barangmu.. *nyelonong masuk kamar*

Mila : Apa ada masalah dengan tempat ini?

Deny : *duduk di samping mila,elus pundak mila lembut* justru kau yg jadi masalahnya. Pergilah, ini bukan tempatmu.

Mila : Tapi ini..

Deny : Pergilah dan temukan kebahagiaanmu..bukankah kau bilang kau juga menyukainya eoh?

Mila : *natap deny* Apa kau mendengarnya semalam?

Deny : Kalo iya kenapa? Bukankah bagus jika aku mendengarnya. aku melepasmu, jadi pergilah.. *bangkit berdiri*

Mila : Tapi kau bilang kau bahagia jika denganku..

Deny : Tapi kau tidak bahagia jika denganku. Aku sudah merelakanmu,jadi tenang dan pergilah. Semoga kau bisa menemukan kebahagiaanmu nantinya..

Mila : Tapi aku..

Deny : Pergilah.. apa kau ingin melihatku menangis disini?

Mila : *nahan nangis,kemasi barang* Terima kasih.. Terima kasih banyakk *melangkah pergi, nangis*




**DI SEKOLAH**


Dhika : *masuk kelas,naro tas di laci,kaget* e! apa ini *mungut kertas dari laci*


            “Temui aku di taman belakang sekolah. oiya, harus sudah sampai sini 10menit setelah kau membaca surat ini, jika tidak aku akan mengatakan ‘MAAF’ tepat dikupingmu..”


Dhika : Mila? *bangkit berdiri,lari sekenceng-kencengnya*



-Taman Belakang Sekolah-


Dhika : hosh…hoshh *duduk di samping mila,pegang dada* jadi benar kau yg menulis ini huh? Hoshhh.. *megap2*


Mila : jam berapa kau membaca suratku tadi?

Deny : sepertinya jam tujuh. Kenapa? Hosh hosh..

Mila : Berarti kau terambat 2menit *nyodorin hp yg nampilin widget jam 07:12*

Deny : Apa kau selalu seperti ini? Menyebalkan.

Mila : Sudah tau menyebalkan,kenapa masih lari kesini juga?

Dhika : Berapa kali aku harus katakan, karna aku menyukaimu.. ‘tak peduli dimanapun kau, jika kau menyuruhku menemuimu, aku akan berlari dan menemukanmu’ (batin dhika)


DEGG!

Mila : *nelen ludah berat* bisa kau mengatakannya sekali lagi. *natap dhika lembut*

Dhika : yang mana? Aku menyukaimu?

Mila : Bukan!! Yang kau bilang kalau kau akan berlari menemukanku tak peduli dimanapun aku berada..


DEG DEGG!!

Dhika : kau mendengarnya?

Mila : *angguk-angguk*

Dhika : walaupum kau sudah mendengar bahkan itu dari dalam hatiku, aku tau kau hanya akan membalas Maa,,

Mila : Aku menyukaimu!!

Dhika : *kaget* e!

Mila : Aku bilang aku juga menyukaimu bodoh!! Maaf, karena selama ini membuatmu seperti orang bodoh yang selalu mengejarku.. maaf~ *nundukin wajah,nangis*

Dhika : *peluk mila erat* Aku janji tidak akan membuatmu menyesal karena menyukaiku.


                  Terima kasih karena telah menyukaiku…



 -END-